Forum Diskusi INTACT Surabaya: Membuka Wawasan tentang Program Double Degree
Semarang – Jumat (26/9/2025) menjadi hari penting bagi mahasiswa Teknologi Informasi dan Ilmu Seni Arsitektur Islam angkatan 2023 UIN Walisongo. Bertempat di Teater Rektorat lantai 4 Kampus 3, puluhan mahasiswa berkumpul mengikuti Forum Diskusi Bersama INTACT Surabaya. Acara ini digelar khusus bagi mahasiswa yang terlibat dalam Program Double Degree, sekaligus sebagai bentuk persiapan akademik mereka sebelum melanjutkan studi ke luar negeri.
Sejak pintu auditorium dibuka, suasana antusias langsung terasa. Mahasiswa berbaris rapi, sebagian sibuk berdiskusi sambil membawa buku catatan, memastikan mereka tidak melewatkan detail penting dari narasumber yang hadir.
INTACT Surabaya Hadir sebagai Narasumber
Dalam forum ini, perwakilan INTACT Surabaya menjadi pemateri utama. INTACT (International Talent Circulation Base) merupakan lembaga resmi di bawah Kementerian Pendidikan Taiwan yang bertugas menjembatani kolaborasi pendidikan antara Indonesia dan Taiwan.
“Kami hadir bukan sekadar menawarkan beasiswa, tetapi membangun ekosistem pendidikan dan industri yang saling terhubung,” jelas salah satu perwakilan INTACT di hadapan peserta.
Fokus utama diskusi kali ini adalah Program Double Degree, sebuah skema kerja sama pendidikan yang memungkinkan mahasiswa menyelesaikan studi di dua universitas—UIN Walisongo dan universitas mitra di Taiwan—serta mendapatkan dua gelar sekaligus.
Beasiswa dan Fasilitas Menarik
Bagian yang paling menyita perhatian mahasiswa adalah ketika narasumber memaparkan skema beasiswa. Pemerintah Taiwan, melalui program ini, menanggung penuh biaya kuliah hingga dua tahun. Selain itu, mahasiswa juga menerima tunjangan hidup sebesar NTD 10.000 per bulan atau setara Rp5 juta.
“Dengan fasilitas ini, mahasiswa bisa fokus belajar tanpa harus terbebani masalah finansial,” ungkap narasumber, disambut tepuk tangan dari peserta.
Syarat dan Proses Seleksi
INTACT juga memaparkan tahapan pendaftaran yang cukup ketat: mulai dari pengisian formulir, pengumpulan dokumen akademik, wawancara dengan universitas mitra, hingga proses legalisasi dokumen dan pengurusan visa.
Selain itu, peserta diwajibkan mengikuti kursus bahasa Mandarin, baik online maupun onsite, agar mencapai standar minimal TOCFL A2. “Kemampuan bahasa adalah kunci. Jangan takut, karena kami menyediakan dukungan pembelajaran intensif,” tambah perwakilan INTACT.
Kesempatan Karier di Taiwan
Diskusi semakin hangat saat topik karier dibahas. Lulusan Program Double Degree tidak hanya membawa pulang dua ijazah, tetapi juga memiliki peluang bekerja di perusahaan mitra Taiwan. Setelah masa studi dan kerja selesai, mahasiswa bisa memilih menetap di Taiwan atau kembali ke Indonesia dengan pengalaman internasional yang berharga.
“Konsep talent circulation ini memberi kesempatan mahasiswa Indonesia untuk berkembang, lalu membawa ilmu dan pengalaman kembali ke tanah air,” jelas narasumber.
Antusiasme Mahasiswa
Forum yang berlangsung sekitar dua jam ini diwarnai beragam pertanyaan dari mahasiswa. Mulai dari kemampuan bahasa, pilihan jurusan, hingga detail kehidupan sehari-hari di Taiwan. Salah satu mahasiswa bahkan menanyakan kemungkinan mendapat pekerjaan tetap setelah masa magang.
Jawaban narasumber cukup realistis. Mereka menekankan pentingnya kesiapan adaptasi budaya dan keterampilan bahasa. Meski begitu, dukungan penuh akan tetap diberikan agar mahasiswa mampu bertransisi dengan baik.
Penutup
Bagi mahasiswa UIN Walisongo, forum ini tidak hanya memberikan informasi teknis, tetapi juga motivasi untuk mempersiapkan diri sejak dini. Antusiasme peserta menunjukkan besarnya minat untuk meraih pengalaman internasional dan menjadi bagian dari generasi global.
Forum Diskusi INTACT Surabaya menjadi titik awal perjalanan itu—membuka jalan bagi mahasiswa untuk menimba ilmu, berkarier di luar negeri, dan suatu saat kembali dengan kontribusi besar bagi bangsa.

Leave a Reply
Want to join the discussion?Feel free to contribute!